Scroll to read

Website yang "bocor" berarti situs Anda kehilangan banyak calon pembeli sebelum mereka menyelesaikan pembelian. Titik-titik kehilangan ini, sering disebut pain points atau hambatan dalam perjalanan pelanggan (customer journey), umumnya terjadi karena biaya tersembunyi,…

Website yang “bocor” berarti situs Anda kehilangan banyak calon pembeli sebelum mereka menyelesaikan pembelian. Titik-titik kehilangan ini, sering disebut pain points atau hambatan dalam perjalanan pelanggan (customer journey), umumnya terjadi karena biaya tersembunyi, pengalaman pengguna (UX) yang buruk, dan kurangnya kepercayaan

Berikut adalah titik-titik kehilangan calon pembeli utama di website Anda:

1. Proses Pembayaran (Checkout) yang Rumit 

Ini adalah salah satu titik kebocoran terbesar.

  • Pendaftaran Wajib: Memaksa pembeli untuk mendaftar akun sebelum membeli sering kali membuat mereka malas dan meninggalkan situs.
  • Proses Bertele-tele: Terlalu banyak langkah, formulir yang panjang, atau permintaan informasi yang tidak perlu akan membuat frustrasi dan meningkatkan angka pengabaian keranjang belanja (cart abandonment).
  • Kecepatan Memuat Halaman Lambat: Jika halaman checkout atau pembayaran lambat dimuat (nge-lag), pembeli akan langsung pergi. 

2. Biaya Tambahan yang Mengejutkan

Biaya tak terduga adalah alasan paling umum pembeli meninggalkan keranjang belanja. 

  • Ongkos Kirim Mahal: Biaya pengiriman yang tinggi dan tidak diinformasikan di awal sering kali menjadi penghalang utama.
  • Pajak atau Biaya Layanan Tersembunyi: Menampilkan harga produk tanpa menyertakan total biaya akhir hingga di tahap pembayaran akhir akan merusak kepercayaan.

3. Pengalaman Pengguna (UX) dan Teknis Buruk

Desain dan fungsionalitas website sangat memengaruhi keputusan pembelian.

  • Tampilan Situs Tidak Menarik: Tata letak yang berantakan atau navigasi yang sulit dimengerti membuat pembeli tidak nyaman.
  • Ketidaknyamanan Seluler: Jika website tidak dioptimalkan untuk perangkat seluler, Anda akan kehilangan sebagian besar pembeli, karena banyak transaksi online terjadi via ponsel.
  • Sistem Pembayaran Terbatas: Tidak menyediakan metode pembayaran yang beragam dan mudah (misalnya, transfer bank lokal, dompet digital, kartu kredit) akan menghambat transaksi. 

4. Kurangnya Kepercayaan dan Keamanan

Pembeli online sangat peduli dengan keamanan data pribadi mereka. 

  • Ketiadaan Jaminan Keamanan: Tidak adanya simbol keamanan (seperti HTTPS, logo keamanan, atau ulasan positif) dapat menimbulkan keraguan pada calon pembeli.
  • Ketidakjelasan Informasi Produk: Deskripsi produk yang minim, foto berkualitas rendah, atau informasi yang menyesatkan membuat pembeli ragu untuk melanjutkan pembelian. 

5. Pelayanan Pelanggan yang Tidak Responsif

  • Kesulitan Menghubungi Bantuan: Jika pembeli memiliki pertanyaan tentang produk atau pengiriman dan tidak dapat menemukan informasi kontak atau layanan pelanggan yang cepat tanggap, mereka akan beralih ke kompetitor. 

Strategi Perbaikan untuk Mengatasi “Kebocoran”

Untuk memperbaiki titik-titik ini, Anda dapat melakukan hal berikut:

  • Sederhanakan Proses Checkout: Tawarkan opsi guest checkout (pembayaran tanpa daftar) dan minimalkan jumlah bidang formulir.
  • Transparansi Biaya: Tampilkan total biaya, termasuk ongkos kirim dan pajak, sejak awal.
  • Optimalkan Kinerja: Pastikan website Anda, terutama halaman pembayaran, cepat dimuat di semua perangkat.
  • Tingkatkan Kepercayaan: Tampilkan ulasan pelanggan, peringkat produk, dan sertifikat keamanan. Berikan informasi kontak yang jelas dan responsif.
  • Analisis Data: Gunakan alat analitik pelanggan untuk melacak bounce rate dan mengidentifikasi area spesifik di mana pengguna sering pergi, sehingga Anda dapat fokus pada perbaikan yang tepat sasaran.