Kesalahan desain website yang sering dilakukan oleh pebisnis pemula biasanya berakar pada kurangnya pemahaman akan pengalaman pengguna (UX), prioritas estetika di atas fungsionalitas, dan pengabaian prinsip-prinsip dasar konversi. Berikut adalah beberapa kesalahan umum tersebut:
1. Kurangnya Fokus pada Pengalaman Pengguna (UX) dan Antarmuka Pengguna (UI)
- Navigasi yang Rumit: Menu yang berantakan atau tersembunyi membuat pengunjung sulit menemukan informasi penting, produk, atau layanan. Website harus memiliki struktur yang logis dan intuitif.
- Desain Non-Responsif: Mengingat mayoritas lalu lintas web saat ini berasal dari perangkat seluler, website yang tidak menyesuaikan tampilannya dengan berbagai ukuran layar akan kehilangan banyak pengunjung dan calon pelanggan.
- Waktu Muat Halaman yang Lambat: Pengunjung cenderung meninggalkan website yang membutuhkan waktu lebih dari beberapa detik untuk dimuat. Hal ini merugikan peringkat SEO (Search Engine Optimization) dan tingkat konversi.
2. Kesalahan dalam Estetika dan Visual
- Skema Warna yang Buruk: Penggunaan kombinasi warna yang kontras berlebihan, sulit dibaca, atau tidak konsisten dengan identitas merek dapat membuat website terlihat tidak profesional dan menyulitkan pembacaan teks.
- Konten Visual Berlebihan: Penggunaan terlalu banyak gambar bergerak (animasi GIF), pop-up yang mengganggu, atau stok foto generik yang tidak relevan dapat mengalihkan perhatian dari pesan utama dan membuat website terlihat tidak kredibel.
- Tipografi yang Tidak Konsisten: Mencampur terlalu banyak jenis font atau menggunakan ukuran font yang terlalu kecil dapat membuat teks sulit dibaca dan mengganggu estetika keseluruhan.
3. Pengabaian Prinsip-prinsip Konversi dan Konten
- Tidak Adanya Ajakan Bertindak (Call-to-Action/CTA) yang Jelas: Setiap halaman harus memiliki tujuan yang spesifik, didukung oleh CTA yang jelas, seperti “Beli Sekarang”, “Daftar Newsletter”, atau “Hubungi Kami”. Tanpa CTA, pengunjung tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
- Konten yang Buruk atau Bertele-tele: Teks harus ringkas, jelas, dan fokus pada solusi yang diberikan produk atau layanan kepada pelanggan. Hindari jargon industri yang tidak dipahami oleh audiens target.
- Informasi Kontak yang Sulit Ditemukan: Pelanggan potensial perlu cara mudah untuk menghubungi bisnis Anda. Pastikan informasi kontak, formulir, atau fitur obrolan langsung (live chat) mudah diakses.
4. Aspek Teknis dan Kredibilitas yang Terabaikan
- Tidak Memiliki Favicon: Detail kecil seperti favicon (ikon kecil di tab browser) dapat membangun kesan profesionalisme.
- Broken Link (Tautan Rusak): Tautan yang mengarah ke halaman yang tidak ada (error 404) merusak pengalaman pengguna dan kredibilitas website Anda.
- Tidak Adanya Bukti Sosial: Pebisnis pemula sering lupa menyertakan testimoni pelanggan, ulasan, atau logo klien, yang sangat penting untuk membangun kepercayaan (social proof) dengan pengunjung baru.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini dan berfokus pada desain yang berpusat pada pengguna serta tujuan bisnis, pebisnis pemula dapat meningkatkan peluang kesuksesan website mereka secara signifikan.